Makna Teologis Menjatuhkan Tanah dan Menaburkan Bunga di Atas Peti Mati Pada Upacara Pemakaman

Authors

  • Desnia Agus Berlian Hulu Sekolah Tinggi Pastoral Dian Mandala Gunungsitoli
  • Dominikus Doni Ola Sekolah Tinggi Pastoral Dian Mandala Gunungsitoli

DOI:

https://doi.org/10.62200/newlight.v2i1.92

Keywords:

Theological meaning, dropping soil, scattering flowers, over the coffin at the funeral ceremony

Abstract

This writing is backgrounded beset by the reality of the situation of people who do not understand the theological meaning of dropping soil and scattering flowers on the coffin at the funeral ceremony. This is caused by the people's lack of knowledge and lack of assistance to the people. The purpose of this writing is so that people can understand the theological meaning of dropping soil and scattering flowers on the coffin at a funeral ceremony. The method used in this writing is literature review, namely examining the theme of this writing by utilizing ideas and understanding from books, Church documents and other knowledge. The results of this writing are first, that the theological meaning of dropping the ground reminds us that humans come from the ground and will return to the ground. Meanwhile, scattering flowers is a means of expression and a symbol of the eternal beauty of life. Second, the people understand and understand the theological meaning of dropping soil and scattering flowers on the coffin at the funeral ceremony.

References

Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Biblika Indonesia, 2011.

Dister, Nico Syukur. Teologi Sistematika 2. Yogyakarta: Kanisius, 2004.

Dokumen Konsili Vatikan II. Diterjemahkan oleh R. Hardawiryana. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI-Obor, 1993.

Hentz, Otto. Pengharapan Kristen, Kebebasan, Kerajaan Allah, Akhir Zaman, Kematian, Kebangkitan, Neraka, Pemurnian, Keabadian, dan Penghakiman. Yogyakarta: Kanisius, 2009.

Huvang, Vinsensius. “Makna Tanah menurut Suku Dayak Bahau Busaang dan Teologi Lingkungan”. Dalam Jurnal Kateketik Pastoral, 4/1 (Juni 2020).

Instruksi Ad Resurgendum Cum Chiristo (Untuk Bangkit Bersama Kristus). Diterjemahkan oleh Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. Seri Dokumen Gerejawi. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2020.

Katekismus Gereja Katolik (Catechism of the Catholic Chruch). Diterjemahkan oleh Herman Embuiru. Ende: Nusa Indah, 1989.

Kitab Hukum Kanonik 1983 (Codex Iuris Canonici 1983), Edisi Resmi Bahasa Indonesia. Diterjemahkan oleh Sekretariat KWI. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2016.

Komisi Liturgi KWI, Ibadat Berkat Jakarta: Obor, 1986

Komisi Liturgi KWI. Upacara Pemakaman. Diterjemahkan oleh Komisi Liturgi KWI. Jakarta: Obor, 2011.

Lai, Vinsensius, Wilfridus Samdirgawijaya, dan G. Simon Devung. “Makna Simbol Benda dalam Upacara Pemakaman menurut Dayak Bahau Umaaq Luhat dan Gereja Katolik”. Dalam Gaudium Vestrum: Jurnal Kateketik Pastoral, 3/1 (Juni 2019).

Lusiani, Bernadetta Sri. Seni Merangkai Bunga Altar. Yogyakarta: Kanisius, 2006.

Paus Fransiskus. Ensiklik Laudato Si’ (Terpujilah Engkau) (Seri Dokumen Gerejawi No. 98). Diterjemahkan oleh Martin Harum. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2016.

Downloads

Published

2024-02-29

How to Cite

Desnia Agus Berlian Hulu, & Dominikus Doni Ola. (2024). Makna Teologis Menjatuhkan Tanah dan Menaburkan Bunga di Atas Peti Mati Pada Upacara Pemakaman. Journal New Light, 2(1), 26–38. https://doi.org/10.62200/newlight.v2i1.92

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)